Ada seorang teman, ketika saya tanya Kenapa belum menikah?
Jawabannya:
“Ada konspirasi hati untuk mencapai maksimalisasi cinta
sejati. Sejujurnya, kohesifitas cinta itu tak perlu dieksplorasi dalam ranah
biosfer dimana ekosistem asmara menjadi melebar kemana-mana. Yang dibutuhkan
hanyalah sebuah lini geografis cinta yang efisien, sinergis dan tak ahistoris
terhadap wilayah realitas. Sebagai sebuah narasi, cinta memang paradoks karena
ia menjelma dalam inisiasi psikososial yang sistematis. bagiku, problematika
cinta adalah bagaimana sebuah eksposisi hati mampu mencapai kedalaman rasa
elegan dan historis dalam menggapai titik maksimum sebuah psikosomatisisme cinta”
Hehe… pilihan istilahnya lebih keren dan lebih logis dari pada Vicky - Zaskia Gotik kan?
Ketika saya komentari “Penyakitmu sudah akut!”
Jawabannya:
“Kau bilang aku akut. Sesungguhnya akut hanyalah selebrasi
yang tak membumi. Andai kau tahu bahwa bumi cinta dicipta dalam ikatan
soliditas semesta yang sepenuhnya kosmik. Dia hadir dalam kegalauan kosmologis
yang simplistis tapi juga teguh dalam sebuah anarki
keyakinan. Sejujurnya aku tak pernah membutuhkan sebuah atomisme cinta yang
bergelora seperti lautan ketuhanan Imam Syadzili. aku hanya butuh lautan asmara
yang mampu hadir dalam ereksi-ereksi jiwa yang ejakulatif. Orgasme batin yang
melangit dalam ciuman birahi kehidupan yang serba selektif ala Darwinisme yang
imajinatif. Percayalah, aku hanya mencumbu kegalauan hati yang liberatif dan
tak pernah paradoksal dengan liturgi normatif. Seperti Adam dan Hawa yang telah
membubuhkan cintanya dan kisah romantika surgawi yang inspiratif
Hahaha… itulah buah dari kebanyakan membaca buku. Bedanya
sama si Vicky Gotik, teman saya penggunaan bahasanya lebih rasional dan
sesuai dengan konteks, walaupun ada beberapa agak “terinspirasi” dari si Vicky
Gotik.
Teman saya ini adalah seorang kolumnis diberbagai media,
hobinya bertapa dalam kamar ditemani ribuan buku dan tafsir menjadikannya terlambat
menikah… :D
Keep spirit bro...!
No comments:
Post a Comment