Friday, November 1, 2013

Kelahiran Putri Pertama

kelahiran anak
My little girl
Siapa ingin punya anak? Mungkin hampir semua orang di dunia ini ingin mempunyai anak, walaupun mungkin karena alasan tertentu ada sebagian yang menunda bahkan tidak ingin mempunyai anak. Namun pada dasarnya setiap manusia secara lahiriah dan bathiniyah dilengkapi dengan insting merawat anak, insting sebagai ayah atau insting sebagai ibu.
Kelahiran Putri pertama
Sejak bulan pertama menikah istri saya sudah tidak datang bulan lagi, setelah kami periksa ke dokter ternyata positif hamil. Antara senang dan bingung pada awalnya. Senang karena akan menjadi seorang ayah, namun juga bingung, siapkah kami mempunyai seorang anak? Mengingat belum genap 1 bulan menikah. Masih banyak yang perlu kami persiapkan, tempat tinggal, biaya dan lain sebagainya.
Kabar pertama saya sampaikan langsung ke ibu, pertanyaan pertama yang keluar “ Ha..? Udah berapa bulan? Istrimu hamil duluan ya..? Hahaha…


Banyak juga beberapa teman yang berpendapat seperti itu. Tapi ya biarlah, kenyataanya kan tidak seperti itu :D. Menstruasi istri saya terakhir adalah 2 minggu sebelum menikah, dan setelah menikah tidak menstruasi lagi.
Memasuki bulan kehamilan ketiga, baru diketahui istri saya kandungannya lemah, awalnya hanya flek coklat yang keluar. Oleh dokter disuruh “bed rest” dulu beberapa hari. Setelah fleknya tidak lagi keluar, istri saya melanjutkan aktifitas seperti biasa. Namun beberapa minggu kemudian terjadi pendarahan, banyak sekali keluar darah. Antara panik dan bingung saya mencoba tenang dan segera saya bawa ke rumah sakit, masuk ke UGD. Alhamdulillah, janin dikandungan masih selamat. Empat hari istri saya nginep di rumah sakit.  Oleh dokter diberi obat penguat kandungan dan vitamin. Sejak itu, istri saya dianjurkan bed rest total, namun karena istri saya juga bekerja, selepas sekitar 2 minggu kemudian istri saya kembali bekerja. Saran dari dokter tidak apa-apa masuk kerja lagi, tapi jangan terlalu banyak gerak, naik-turun tangga, pokoknya segala aktifitas yang perlu gerakan ekstra harus dikurangi dan harus rajin check up paling tidak 2 minggu sekali.
Memasuki usia kandungan ke delapan bulan akhir, sekitar dua minggu sebelum perkiraaan kelahiran, istri saya bilang, “kok si dede geraknya tidak seperti biasa ya, hari ini agak jarang gerak, kalau gerak juga gak kenceng kayak biasanya”. Akhirnya besoknya sepulang kerja, kami periksa ke dokter langganan, walaupun belum jadwalnya periksa.
Ketika dokter memeriksa, wajah dokternya juga agak bingung, dilihat dari monitor, si dede geraknya jarang sekali, tapi denyut jantung masih normal cenderung agak cepat. Kemudian bu dokter minta diperiksa (entah istilahnya apa) menggunakan sebuah alat, seperti printer, mengeluarkan laporan grafik-grafik garis. Ketika keluar hasil pertama, dokternya bilang sepertinya ini kekurangan air ketuban. Kondisi janin masih sehat tapi detak jantungnya cepat sekali. Memang beberapa hari belakangan istri saya sering mengeluarkan cairan, tapi tidak “ngeh” kalau itu air ketuban. Keluarnya juga sedikit-sedikit seperti merembes.  
Kemudian, dokternya mengatakan akan dilakukan cek lagi, kalau cek kedua ini hasilnya tidak bagus berarti harus ada tindakan malam ini juga. Akan diusahakan bersalin secara normal, namun masalahnya istri saya sama sekali tidak merasakan kontraksi, jadi kemungkinan besar di induksi / dirangsang dulu. Hasil induksi ini waktunya juga tidak bisa dipastikan, bisa cepat bisa juga sampai besok pagi.
Waduh dalam hati langsung deg-deg an luar biasa. Gak ada persiapan sama sekali, saya dan istri sama-sama baru pulang kerja. Rumah juga agak jauh dari Rumah sakit. Ada saudara di Jakarta, tapi jauh semua, ada yang dekat tapi pasti juga belum pulang kerja atau masih perjalanan pulang kerja.
Sambil menunggu pemeriksaan kedua, saya cepat-cepat pulang ke rumah ambil baju istri sama perlengkapannya si dede (untung perlengkapannya si dede udah disiapin sebelumnya).
Ketika masih dirumah, dapat sms dari istri katanya harus cepat-cepat balik, ditunggu dokternya untuk persetujuan tindakan. Sesampainya di Rumah sakit, dokternya bilang kalau kondisi si dede agak mengkhawatirkan, karena kekurangan air ketuban menyebabkan si dede kekurangan oksigen. Detak jantungnya pada pemeriksaan kedua lebih cepat daripada yang pertama, gerakannya juga lebih agresif, sambil menunjukkan hasil pemeriksaannya.  Dalam pikiran, saya membayangkan orang yang tenggelam dalam air tidak bisa bernapas atau orang yang dicekik pasti kan secara alamiah tubuhnya berontak. Saya langsung bilang ke dokternya, “Silahkan dokter, apa yang terbaik menurut dokter, kalau memang harus dilakukan cesar silahkan.” Akhirnya dilakukanlah tindakan cesar pada malam itu juga.
Pukul 00.40, Hari Sabtu, 24 September 2011, Alhamdulillah tindakan cesar berlangsung lancar. Putri pertama kami lahir dengan berat 2.6 Kg, Tinggi badan 42cm, kondisinya Alhamdulillah sehat, tidak kurang suatu apapun. Kulitnya putih bersih, matanya bening sekali. Pertama kali melihat, dia  mengernyit2kan matanya seperti orang yang heran, “Dimankah aku..?” J. Takjub, bangga, senang, bahagia semua bertumpuk jadi satu, rasanya semua seperti mimpi. Di depan pintu ruangan cesar, saya mendekat ke telinganya dan mendengarkan adzan yang pertama untuknya…  ALHAMDULILLAH YA ALLAH…
Begitulah sedikit cerita mengenai kelahiran putri pertama saya.
Siapapun pasti setuju, anak adalah amanah sekaligus anugerah. Dalam pemikiran saya, ketika kita dianugerahi anak, berarti Tuhan telah memberikan kepercayaan. Tuhan yang lebih tahu apakah kita siap atau tidak, dan Tuhan yang lebih tahu apa yang lebih kita butuhkan. Jadi bagi yang belum mendapat anak hal yang pertama harus diyakini adalah berpikir positif bahwa Tuhan memiliki rencana dan bersabarlah. Setiap manusia pasti ujiannya berbeda-beda.





No comments:

Post a Comment