Sunday, November 3, 2013

Hijrah dipergantian Hijriyah

Berhijrah
Dari segi bahasa, hijrah dalam bahasa arab berasal dari kata hajara yang berarti pindah, menjauhi atau menghindari. Peristiwa hijrah dalam islam mempunyai arti yang cukup bermakna, karena momen hijrah didasari oleh pengalaman nabi Muhammad ketika hijrah dari kota Mekkah ke kota Madinah. Hal ini kemudian berkembang dan dimaknai secara lebih luas dalam ajaran islam secara keseluruhan seperti ajaran yang berkenaan dengan akhlak, tauhid, keimanan dll.


Secara umum, Hijrah atau perpindahan ini bermakna berpindah dari negatif ke positif, berubah dari yang buruk ke yang baik. Ketika di Mekkah, kegiatan dakwah nabi mengalami rintangan yang sangat luar biasa, bahkan nyawa nabi sendiri terancam, demikian pula dengan pengikut-pengikut beliau. Dengan hijrahnya nabi dan pengikut ke Madinah, selain untuk menjaga keselamatan juga demi kesuksesan dalam berdakwah. Dengan melanjutkan dakwah ke Madinah, dapat diartikan kegiatan dakwah nabi menjadi lebih luas lagi, sehingga secara kualitas dan kuantitas dakwahnya bergerak kearah yang lebih baik, lebih besar, lebih luas, dan dari segi ke-solid-an umat semakin memperkuat Islam pada masa itu.

Disinilah poin penting dari makna berhijrah, bukan saja diartikan sebagai perpindahan jasmaniah semata dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi lebih dari itu, banyak manfaat yang diperoleh dari proses perpindahan tersebut.

Hijrah dalam konteks ajaran islam, secara garis besar dibagi menjadi 2 hal, yaitu hijrah yang berkaitan dengan hablu minannash, dan hablu minallah, hubungan horizontal antara sesama manusia dan hubungan vertical antara manusia dan Allah. Dari kedua hal ini, sesuai dengan ajaran islam, kita selalu dituntut untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Yang sebelumnya hanya mengimani, selanjutnya kita dituntut bertaqwa, yang sebelumnya banyak berbuat dosa, selanjutnya kita dituntut untuk bertobat, demikian seterusnya.

Dewasa ini, yang sedang berkembang pesat adalah ilmu tentang pengembangan diri, atau optimalisasi diri. Banyak sekali lahir motivator-motivator maupun ustad/kyai yang memberikan berbagai hal yang positif terutama berkaitan dengan pengembangan diri, baik secara sprirituil maupun materiil. Dan ini sangat baik sekali bagi kita semua untuk mempermudah kita untuk belajar “ber-hijrah”, tentunya kearah yang positif.

Dalam ilmu psikologi modern, ada salah satu cara untuk menjadikan kita bersemangat melakukan suatu perubahan dalam diri. Yaitu ciptakan “momentum”. Momentum disini bisa diartikan sebagai starting point, atau langkah awal. Misalnya saat ulang tahun kita berjanji pada diri sendiri untuk melakukan A, B atau C, dan meninggalkan D, E dan F. Hal ini pada dasarnya bagi setiap orang sangat relatif, ada sebagian yang menganggap tanpa adanya momentum kita bisa berubah, namun bagi sebagian orang lainnya momentum bisa sangat membantu, bisa dijadikan sebagai rangsangan untuk melakukan sesuatu yang baru.

Nah bagi kita umat islam, kita mempunyai tahun baru sendiri yang didasarkan pada penanggalan hijriyah, seringkali kita tidak perduli dengan pergantian baru hijriah ini, kita lebih semangat ketika menyambut tahun baru masehi. Pergantian hijriyah bisa kita jadikan sebagai momentum bagi kita untuk berhijrah kearah yang lebih positif. 
Untuk menjadikan kita lebih bersembangat, mengapa kita tidak mencoba berhijrah pada pergantian hijriyah tersebut? Bukankah penanggalan Hijriyah yang digunakan saat ini disepakati juga berdasarkan hijrahnya nabi Muhammad SAW dan pengikutnya dari Makkah ke Madinah..?


Selamat tahun baru 1435 Hijriah 

No comments:

Post a Comment