Dari segi bahasa, hijrah dalam bahasa arab berasal dari kata
hajara yang berarti pindah, menjauhi
atau menghindari. Peristiwa hijrah dalam islam mempunyai arti yang cukup
bermakna, karena momen hijrah didasari oleh pengalaman nabi Muhammad ketika
hijrah dari kota Mekkah ke kota Madinah. Hal ini kemudian berkembang dan
dimaknai secara lebih luas dalam ajaran islam secara keseluruhan seperti ajaran yang berkenaan dengan akhlak,
tauhid, keimanan dll.
Secara umum, Hijrah atau perpindahan ini bermakna berpindah
dari negatif ke positif, berubah dari yang buruk ke yang baik. Ketika di
Mekkah, kegiatan dakwah nabi mengalami rintangan yang sangat luar biasa, bahkan
nyawa nabi sendiri terancam, demikian pula dengan pengikut-pengikut beliau.
Dengan hijrahnya nabi dan pengikut ke Madinah, selain untuk menjaga keselamatan
juga demi kesuksesan dalam berdakwah. Dengan melanjutkan dakwah ke Madinah,
dapat diartikan kegiatan dakwah nabi menjadi lebih luas lagi, sehingga secara
kualitas dan kuantitas dakwahnya bergerak kearah yang lebih baik, lebih besar, lebih
luas, dan dari segi ke-solid-an umat semakin memperkuat Islam pada masa itu.
Disinilah poin penting dari makna berhijrah, bukan saja
diartikan sebagai perpindahan jasmaniah semata dari satu tempat ke tempat
lainnya, tetapi lebih dari itu, banyak manfaat yang diperoleh dari proses
perpindahan tersebut.
Hijrah dalam konteks ajaran islam, secara garis besar dibagi
menjadi 2 hal, yaitu hijrah yang berkaitan dengan hablu minannash, dan hablu
minallah, hubungan horizontal antara sesama manusia dan hubungan vertical antara
manusia dan Allah. Dari kedua hal ini, sesuai dengan ajaran islam, kita selalu
dituntut untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Yang sebelumnya hanya mengimani,
selanjutnya kita dituntut bertaqwa, yang sebelumnya banyak berbuat dosa,
selanjutnya kita dituntut untuk bertobat, demikian seterusnya.
Dewasa ini, yang sedang berkembang pesat adalah ilmu tentang
pengembangan diri, atau optimalisasi diri. Banyak sekali lahir
motivator-motivator maupun ustad/kyai yang memberikan berbagai hal yang positif
terutama berkaitan dengan pengembangan diri, baik secara sprirituil maupun
materiil. Dan ini sangat baik sekali bagi kita semua untuk mempermudah kita
untuk belajar “ber-hijrah”, tentunya kearah yang positif.
Dalam ilmu psikologi modern, ada salah satu cara untuk
menjadikan kita bersemangat melakukan suatu perubahan dalam diri. Yaitu
ciptakan “momentum”. Momentum disini bisa diartikan sebagai starting point,
atau langkah awal. Misalnya saat ulang tahun kita berjanji pada diri sendiri
untuk melakukan A, B atau C, dan meninggalkan D, E dan F. Hal ini pada dasarnya
bagi setiap orang sangat relatif, ada sebagian yang menganggap tanpa adanya momentum
kita bisa berubah, namun bagi sebagian orang lainnya momentum bisa sangat membantu, bisa dijadikan
sebagai rangsangan untuk melakukan sesuatu yang baru.
Nah bagi kita umat islam, kita mempunyai tahun baru sendiri
yang didasarkan pada penanggalan hijriyah, seringkali kita tidak perduli dengan
pergantian baru hijriah ini, kita lebih semangat ketika menyambut tahun baru
masehi. Pergantian hijriyah bisa kita jadikan sebagai momentum bagi kita untuk
berhijrah kearah yang lebih positif.
Untuk menjadikan kita lebih bersembangat,
mengapa kita tidak mencoba berhijrah pada pergantian hijriyah tersebut? Bukankah penanggalan Hijriyah yang digunakan saat ini disepakati juga berdasarkan hijrahnya nabi Muhammad SAW dan pengikutnya dari Makkah ke Madinah..?
Selamat tahun baru 1435 Hijriah
No comments:
Post a Comment